Desain grafis adalah kata yang terdiri dari kata desain dan grafis. Desain adalah proses merancang sebuah produk berdasarkan kreativitas. Sedangkan grafis sendiri berasal dari kata bahasa Inggris graphich, yang mengacu pada karya seni mulai dari gambar, ilustrasi, patung hingga kaligrafi. Desain grafis adalah kegiatan kreatif untuk menciptakan karya yang fungsional dan estetis untuk berbagai jenis media yang proses komunikasinya tidak hanya mengandalkan teks, namun justru cenderung lebih banyak menggunakan unsur visual.
Sebagian besar orang yang menjadi tokoh di bidang tertentu adalah laki-laki, khususnya di bidang desain grafis. Seni diproduksi identik oleh laki-laki dan perempuan hanyalah objek seni. Namun, ketiga wanita hebat ini berhasil mendobrak paradigma tersebut. Mereka telah menjadi tokoh perempuan dalam dunia desain grafis yang telah meraih gelar master dari universitas seni ternama di luar negeri, memenangkan berbagai penghargaan seni rupa dan menginspirasi desainer grafis Indonesia lainnya. siapa mereka?
1. Lucia C. Dambies
Wanita yang dikenal sebagai Loucee ini telah bercita-cita menjadi seorang desainer grafis sejak kecil. Untuk mewujudkan mimpinya, ia berhasil lulus dengan IPK cumlaude dari Studio Desain Komunikasi Visual, FSRD – Institut Teknologi Bandung. Tidak hanya itu, Loucee kemudian melanjutkan program Desain Komunikasi Visualnya di Pratt Institute, New York City.
Selama di New York, Loucee magang di salah satu studio desain grafis ternama, Chermayeff & Geismar dan perusahaan branding Wolff Olins. Dia juga menerima penghargaan Circle Award for Academic Outstanding Achievement dari Pratt Institute. Setelah menikah dengan seorang ilmuwan Prancis, Loucee menetap di Newcastle Upon Tyne dan bekerja sebagai kepala desainer di Wharton Bradley Mack.
2. Yolanda “Yo” Santosa
Yolanda adalah seorang seniman grafis dari Jakarta. Wanita yang akrab disapa “Yo” ini lahir pada tahun 1978 dan memiliki banyak kesuksesan di bidang seni grafis. Selama tiga tahun berturut-turut namanya dinominasikan untuk Emmy Awards bersama Desperate Housewives (2005), Ugly Betty (2006) dan Zack Snyder’s 300 (2007). Selain itu, pada tahun 2006, Yo menerima Graphic Design USA Award dan Webby Awards Honoree untuk kejeniusannya di bidang komunikasi dan desain grafis.
Seolah tidak kehabisan ide, Yo juga mendirikan perusahaan desain dan branding yang berbasis di Los Angeles, AS bernama Ferroconcrete, Inc. Beberapa karya branding yang dihasilkan oleh perusahaan Yo antara lain Pinkberry, TBS Network dan Caption Polish. Yo juga merupakan pendiri dan direktur kreatif früute, Commodity, dan LA Downtowner.
3. Sita Subijakto Warman
Sita Subijakto adalah salah satu desainer kawakan di Indonesia. Sebagian besar dari kalian mungkin belum banyak yang tahu siapa Sita Subijakto karena ia termasuk generasi yang lebih tua, pada tahun 1974 – 1978 ia mengikuti program Seni Rupa di IKJ kemudian melanjutkan ke masternya pada tahun 1978 – 1980 di St. Martin’s School of Arts, London.
Pilihan karir di bidang periklanan, majalah wanita, fashion bahkan penciptaan creative agency yang berhasil menyelenggarakan fashion show pertama di sebuah televisi swasta membuat Sita berperan penting dalam industri grafis kreatif berbasis budaya Indonesia. Kini, Sita menjabat sebagai Head of Creative Department Alun-Alun Indonesia, selain itu ia juga menjabat sebagai Head of Creative Department Seibu. Sejak menjadi mahasiswa seni hingga sekarang, Sita telah menerima banyak penghargaan atas karyanya, antara lain Piala Ali Sadikin 1997 untuk kategori Grafis Murni, Piala Joop Ave 1984 untuk Poster Budaya dan penghargaan lainnya yang diterimanya bersama agensinya.
Penulis: Fatiha Syuhada