20.9 C
New York
Jumat, September 22, 2023

Buy now

- Advertisement -

Kesalahan Fatal Aplikasi Digital Marketing Bagi Pemula dan Profesional (Bagian 1)

Estimasi waktu baca: 7 menit

Sebelum melanjutkan membaca, mohon siapkan tiga lembar kertas kosong dan sebatang pensil 2B. Kita akan membuat uang.

Bayangkan digital marketing seperti sebuah mesin pencetak uang yang bekerja dengan daya listrik. Namun, agar mesin tersebut bekerja maksimal dan cepat dalam mencetak uang, Anda perlu menyetel mesin uang itu dengan setelan yang benar. Caranya adalah dengan mencoba-coba beberapa alternatif yang memungkinkan, berharap mendapat hasil terbaik.

Tapi karena suatu ketika Anda salah melakukan penyetelan, mesin tersebut mencetak uang dengan sangat lambat dan jumlah uang yang sedikit. Dan pada suatu saat, karena sebuah kesalahan setelan yang fatal, terjadilah arus pendek dan akhirnya mesin uang itu meledak dan terbakar. Bummmm!!

Itulah fenomena menyedihkan yang umum terjadi di aplikasi digital marketing saat ini. Alih-alih ingin mendapat uang banyak dan cepat menggunakan digital marketing, malahan Anda tidak bisa mengoptimalkan mesin uang tersebut dengan baik. Dan saat nasib sial menghampiri, biaya operasional digital marketing Anda melebihi return of investment (ROI)-nya. Kasihan deh, lo.

Padahal, kalau Anda sedikit saja mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan mesin digital marketing Anda, hal buruk ini tidak perlu terjadi. Dan para pemula di bidang cetak-mencetak uang dengan digital marketing ini akhirnya banyak yang lari tunggang-langgang. Setelah mencoba mengoperasikan mesin digital marketing namun tidak beruntung.

Lihat juga: Kesehatan Mental: Pengertian, Jenis, dan Cara Menjaganya

Apa sih definisi digital marketing?

Digital marketing adalah sebuah cara -yang aneh- untuk memasarkan sesuatu (produk, jasa, atau apapun) tanpa harus terjadinya tatap muka langsung antara penjual, makelar (jika ada), dan pembeli. Produk yang diperjualbelikan juga tidak bisa diputer, dijilat, dan dicelupin seperti oreo. ya benar, awalnya memang aneh. jualan ga ada si penjualnya. si pembeli juga tidak kelihatan batang hidungnya. tapi tetap ada transaksi (“siluman”) nya. ya, dan sekarang pun masih tetap aneh bagi sebagian besar orang.

Bandingkan dengan definisi yang lebih rasional berikut ini:https://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_digital

Tapi jangan bayangkan dulu bahwa digital marketing itu semacam jin atau sejenis makhluk halus buruk rupa seperti di film-film horor. Yaitu sesuatu yang menjadi perantara antara penjual dan pembeli. Karena mungkin juga itu sesuatu yang lebih seram yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya (lalu kita sebut dengan teknologi. Hiiiiiii…….)

Apapun itu, kita semua perlu tegar dan siap menghadapi digital marketing. Apapun itu hakikat yang sebenarnya! Anda harus mencari bagaimana cara menundukkannya walau dengan tangan kosong (tapi otak jangan kosong-kosong amat). Lalu memperalatnya (maksudnya menjadikan sebagai alat) untuk mencetak uang (atau menggandakan uang jika menggunakan uang untuk biaya iklan) sebanyak-banyaknya dari udara hampa (hanya kiasan). Sim salabim!

Mempersiapkan ritual digital marketing


Setelah paham definisi digital marketing di atas, mari siapkan apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan upacara ritual digital marketing. Yakni: tiga lembar kertas dan sebatang pensil 2B.

  1. Selembar kertas pertama. Kertas ini untuk mencatat tren apa yang sedang booming saat ini. Di sinilah mungkin terlihat satu-satunya manfaat TV bagi Anda: cari apa yang mereka sedang siarkan berulang-ulang di TV dan tuliskan maksimal tiga buah tren topik saat itu. Pilih satu topik yang menjadi keahlian atau pengalaman yang Anda pernah miliki. Kalau dari ketiga tren tersebut tidak ada yang sesuai dengan keahlian atau pengalaman Anda, silahkan gunakan keahlian dan pengalaman Anda saat ini. Keahlian dan pengalaman yang memiliki nilai tren walau di bawah rata-rata ketiga tren di atas. Intinya, jangan sampai Anda memilih sebuah pasar yang Anda tidak bisa menjual apa-apa di sana! Atau memilih keahlian dan pengalaman Anda yang tidak punya nilai jual di pasar manapun. Karena kalau Anda salah memilih pasar, tidak peduli seberapa hebat Strength (dari SWOT) perusahaan Anda, kalau Opportunity tidak ada atau tidak bisa dimunculkan, dan Threat eksternalnya melahap seluruh Strength Anda dengan sadis dan kejam tanpa ampun, maka tamatlah riwayat Anda, perusahaan Anda, dan tim Anda yang luar biasa itu. Istilah kerennya adalah: jangan gentayangi rumah kosong! Atau dalam kasus yang lain: jangan gentayangi rumah yang sedang kebakaran, kebanjiran, atau yang sudah ada kompetitor raksasanya, ular-ular congkak yang besar dan berbisa, buaya-buaya gendut berbahaya yang selalu kelaparan, yang sedang melumat apa saja yang ada di sana tanpa terkecuali*.
  2. Satu lembar kertas lagi. Kertas ini untuk coretan sederhana tentang bagaimana Anda akan membimbing target dari mulai percakapan basa-basi hingga akhirnya membeli dari Anda. Tahap ini disebut: gentayangi terus sampai mereka menyerah dan ampun-ampun ga kuat dah (ingin membeli terus dari Anda)**.
  3. Dan selembar kertas terakhir. Pilih satu kanal digital marketing yang Anda akan gunakan untuk menjadi mesin cetak uang pertama Anda. Lalu pilih satu asisten Anda sebagai pasukan bergentayangan yang mana asisten ini daya jelajahnya jauh lebih luas dari Anda: dari ujung dunia ke ujung dunia yang satunya lagi dan berakhir di ujung dunia pertama tadi***. Pastikan juga tidak ada seekor semut pun yang terlewat tanpa diedukasi (diprospek). Sehingga kerja Anda lebih efektif dan efisien.

Catatan: Karena akhir-akhir ini sedang trending film horor di bioskop-bioskop lokal di seluruh Indonesia, semisal TSM XXI atau Mall Cijantung XXI (bahkan yang sekelas Flix MOI juga ikutan, yang menurut saya agak kurang pas). Maka demi konsistensi prinsip penulisan artikel yang wajib trending-friendly, artikel ini juga tanpa terasa sudah menjadi agak horor. Jadi harap maklum.

*) Kalau Anda punya ikat pinggang MBA, Anda bisa menganalogikannya dengan STP: SegmentingTargeting, and Positioning.

**) Jargon yang sesuai dengan ini adalah Corong Penjualan (Sales Funnel), Perjalanan Pelanggan (Customer Journey), atau Kisah Pelanggan (Customer Story), atau lainnya dengan maksud yang sama. Termasuk juga ide tidak tahu malu retargetting dan remarketing secara membabi buta. Kecuali jika menghasilkan.

***) Misalnya kanal Instagram, YouTube, atau situs web. Dan asisten invisible Anda adalah Google Ads dan Instagram Ads. Sehingga terbentuk banjir kanal Instagram, banjir kanal YouTube, banjir kanal Tiktok dan seterusnya.

Tiga lembar kertas yang kini telah memiliki kekuatan magis

Jadi kalau Anda sudah menyelesaikan ketiga kertas ritual tadi di atas, maka seharusnya kertas-kertas itu sudah berisi informasi berikut ini:

Kertas-1: denah kompleks dan rumah-rumah yang ada penghuninya untuk digentayangi, yang tren kebutuhan (atau keinginan) mereka sudah diketahui.

Kertas-2: satu atau dua cara untuk mengikuti terus semua penghuni rumah-rumah itu kemanapun mereka pergi, hatta sampai ujung dunia tanpa terkecuali (sampai mereka membeli dari Anda hingga seterusnya). Kecuali jika mereka ke North Pole, South Pole, Puncak Everest, dan tempat-tempat lain yang bisa membuat Anda membeku: tidak perlu Anda ikuti! Karena di sana sudah banyak roh-roh yang sedang bergentayangan yang tidak bisa membeli apapun dari Anda.

Kertas-3: informasi tentang apa mesin pencetak uang yang Anda pilih, dan siapa asisten Anda yang memiliki keahlian dan pengalaman bergentayangan paling tinggi dari semua yang lain agar omset penjualan Anda meningkat pesat (baik dalam ruang lingkup nasional maupun internasional).

Atau mungkin Anda ingin menyasar pangsa pasar dunia lain? Siapa tahu!

Tapi, simpan dahulu ketiga kertas Anda baik-baik dan jangan berikan kepada siapapun yang ingin merebutnya.


Karena kertas-kertas itu akan kita perlukan nanti untuk “mencetak” uang.

(Bersambung)

- Advertisement -

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Follow dan Subscribe

12,311FansSuka
3,869PengikutMengikuti
15,700PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Artikel Terbaru