Bunga Rafflesia Arnoldi merupakan bunga raksasa yang memiliki kelopak lebar berwarna merah dengan bintik putih yang tersebar pada sekitar kelopaknya.
Rafflesia Arnoldi ini merupakan tumbuhan parasit yang masuk ke dalam tumbuhan yang dilindungi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1999 dan IUCN Red List of Threatened Species dengan status konservasi terancam punah.
Diameter Rafflesia Arnoldi bisa mencapai 70-110 cm dan berat hingga 11 kg. Masa pertumbuhan padma raksasa ini dapat memakan waktu sampai 9 bulan. Masa mekar bunga ini terjadi sekitar 5-7 hari, kemudian padma raksasa ini akan layu dan mati.
Thomas Stamford Raffles bersama asistennya bernama Joseph Arnoldi pada tahun 1818, pertama kali menemukan puspa langka ini di Hutan Bengkulu, Sumatera.
Berkat penemuan tersebut, bunga itu memiliki nama Rafflesia Arnoldi sesuai dengan nama penemu mereka yaitu Raffles dan Arnold.
Pada tahun 2004, peneliti memulai penelitian dan konservasi bunga Rafflesia Arnoldi di Kebun Raya Bogor. Hingga pada 12 September 2022, puspa langka ini untuk pertama kalinya mekar di luar habitatnya.
Mekarnya bunga Rafflesia Arnoldi untuk pertama kalinya di Kebun Raya Bogor sontak menjadi sorotan para pengunjung. Hal ini merupakan momen yang sangat langka.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pengawasan selama 24 jam untuk melihat perkembangan puspa langka mekar di Kebun Raya Bogor.
Rafflesia Arnoldi Sulit Dibudidayakan
Menurut Sofi Mursidawati, seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), pembudidayaan padma raksasa ini sangatlah sulit.
Sebabnya adalah para peneliti tidak bisa memanipulasi proses penyerbukan bunga ini. Lalu belum ada teknologi yang mampu untuk mengintervasi pembuahan bunga.
Sulitnya pembudidayaan puspa langka ini semakin parah karena menurunnya populasi bunga tersebut.
Hal ini dapat terjadi karena peneliti belum bisa menemukan aspek kehidupan biologis pada bunga ini. Kurangnya pengawasan atas keberadaan bunga ini juga menjadi faktor penurunan populasi.
Masih sering terlihat perusakan terhadap puspa langka yang dilindungi ini. Mulai dari binatang liar bahkan tangan manusia, namun belum ada sanksi lantaran tidak ada payung hukumnya.
Oleh karena itu, Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) untuk melindungi bunga ini, memerlukan keterlibatan masyarakat untuk melestarikan ikon Bengkulu tersebut.
Rafflesia Arnoldi di Kebun Raya Bogor Hanya Mekar Selama 3 Hari
Di habitat aslinya, hutan Bengkulu, bunga Rafflesia Arnoldi ini sangat bergantung pada tumbuhan inangnya. Tumbuhan inang tersebut yaitu spesies tanaman Tetrastigma atau pohon anggur.
Di Kebun Raya Bogor, bunga ini tumbuh dan menempel pada inangnya yaitu pohon anggur hutan jenis Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch yang sudah ada sejak 69 tahun lalu.
Inang tempat padma raksasa tumbuh ini merupakan tumbuhan yang Kebun Raya Bogor. Pohon ini diperoleh melalui pertukaran biji dengan salah satu Kebun Raya di Amerika Latin.
Sofi menuturkan puspa langka yang tumbuh di Kebun Raya Bogor ini berdiameter sekitar 30 cm. Lalu padma raksasa ini belum mekar sempurna atau baru sekitar 70-80 persen.
Meski Kebun Raya Bogor telah mereplikasi ekosistem yang hampir mirip dengan habitat aslinya, mekarnya bunga raksasa yang langka ini hanya selama 3-4 hari.
Banyak faktor yang menyebabkan bunga tersebut tidak bertahan lama, seperti cuaca, genetika, dan gabungan antara faktor tersebut.
Musim hujan yang membuat curah hujan di Bogor tinggi. Hal ini bisa menjadi penyebab mengapa padma raksasa tersebut tidak dapat mekar dengan sempurna di Kebun Raya Bogor seperti di habitat aslinya, hutan Bengkulu, Sumatera.
Hal ini terlihat karena bagian dalam bunga ini telah terendam banyak air pada saat bunga mekar. Sehingga memungkinkan bahwa bunga ini tidak bisa mekar dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Sampah Dapat Bernilai Ekonomis, Bagaimana Bisa?